Saturday, December 30, 2017

Dirty Water And Its Way of Fighting

Water is a source of life. Often we hear the earth is called a blue planet, because the water covers the 3/4 surface of the earth. But it is not uncommon that we have difficulty getting clean water, especially during the dry season when the well water starts to change color or smell. Ironically, but that is the reality. Of course we should always be optimistic. Even though the wells or other water sources we have started to become cloudy, dirty or smelly, as long as the quantity is still abundant, we can still try to change / clarify the dirty / dirty water into clean water.

Contaminated drinking water for one thing and another can kill 1.6 million people unless joi World Health Organization (WHO) warned through a report published in a seminar on clean water in Singapore.

"More than 4,000 people die every day due to illness that is sourced from water pollution," said Dr James Bertram, WHO coordinator for the Water, Sanitation and Health Program.

The death toll is not only in developing countries, but also in developed countries. "It is a problem spreading across countries, both in developing countries and in developed countries," the Straits Times newspaper quoted Bertram.

All governments have to anticipate long-term water shortages due to rising demand and climate change, he said. The Asian Development Bank estimates that 700 people in the area are difficult to reach safe drinking water for health. About two billion people can not access basic sanitation facilities.

A report from the United Nations Program for the Environment predicts that rising water demand will be "very heavy in water scarce countries" in the coming decades.

All governments need to create new technologies, implement desalination and special screening systems, Bertram said, and invested heavily in building and managing water infrastructure.

There has been some progress, that for the first time last year more than 50 percent of the world's six billion people have been getting piped water, he said. "However, generally this water is not feasible and unsafe for health," Bertram said again.

How to Control Dirty Water


Dirty water can be overcome by desalination and special filtering systems. Water filters are more meaningful of tools or devices filled with silica sand media, active carbon or others that are used to purify water from various particles and mud. Water purifier, more than the meaning of a certain substance / liquid / powder used to separate water from particles and mud and / or to kill bacteria and viruses. Water filtration technology over time changes and improvements. (Source: Compass and other sources).

Air Kotor Dan Cara Penanggulangannya


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau yaitu saat air sumur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak, kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Air minum yang tercemar karena satu dan lain hal dapat menewaskan 1,6 juta orang kecuali bila dilakukan upaya bersama untuk menjernihkan pasokan air. Demikian peringatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) lewat laporan yang dipublikasikan dalam suatu acara seminar tentang air bersih di Singapura.
“Lebih dari 4.000 orang meninggal setiap hari akibat penyakit yang bersumber dari pencemaran air,” kata Dr James Bertram, koordinator WHO untuk Program Air, Sanitasi dan Kesehatan.
Jumlah korban tewas itu tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tapi juga di negara-negara maju. “Hal itu merupakan problem yang menyebar di semua negara, baik di negara yang sedang berkembang maupun di negara maju sekalipun,” lapor surat kabar Straits Times mengutip Bertram.
Semua pemerintah harus mengantisipasi kekurangan air jangka panjang akibat meningkatnya permintaan dan perubahan iklim, katanya. Bank Pembangunan Asia memperkirakan, 700 orang di kawasan ini sulit menjangkau air minum yang aman bagi kesehatan. Sekitar dua miliar orang tak dapat mengakses fasilitas sanitasi dasar.
Sebuah laporan dari Program PBB untuk Lingkungan memprediksi, meningkatnya beban permintaan air akan menjadi “amat berat di negara-negara langka air” dalam beberapa dekade mendatang.
Semua pemerintah perlu mengadakan teknologi baru, mencakupsistem desalinasi dan penyaringan khusus, kata Bertram, dan menginvestasikan dana besar dalam membangun dan mengelola infrastruktur air.
Terdapat beberapa kemajuan, yaitu untuk pertama kali tahun lalu lebih dari 50 persen dari enam miliar penduduk dunia telah memperoleh pasokan air lewat pipa, katanya. “Meski demikian, umumnya air ini tidak layak dan tidak aman bagi kesehatan,” kata Bertram lagi.
Cara Penanggulangan Air Kotor
Air kotor antara lain dapat ditanggulangi dengan system desalinasi dan penyaringan khusus. Penyaring air lebih mengandung arti alat atau perangkat yang diisi media pasir silica, karbon aktif atau yang lainnya yang digunakan untuk menjalankan proses menjernihkan air dari  berbagai  partikel dan lumpur. Penjernih air, lebih mengandung arti suatu bahan/cairan/bubuk tertentu yang digunakan untuk memisahkan air dari partikel dan lumpur dan/atau juga untuk membunuh bakteri dan virus. Teknologi penyaringan air dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan penyempurnaan. (Sumber : Kompas dan sumber lain).

Friday, December 29, 2017

Dirty Water Causes Millions of People At Risky Attacked Diseases


The United Nations Environment Program (UNEP) said more than 300 million people in Asia, Africa and Latin America are at risk of disease due to increased water pollution in rivers and lakes.

According to the UNEP report, between 1990 and 2010 there was an increase in pollution of the river that caused the development of the virus to bacteria. Population growth, agricultural expansion, and the increased amount of waste disposed to the river and are the main factors in increasing water pollution.

 "Water quality issues on a global scale and the number of people affected by poor water quality are far worse than we think," UNEP author Dietrich Borchardt told Thomson Reuters Foundation.

In the report it is also revealed, the Asian region has the largest pollution of the river, which is about 50 percent of the river has been polluted. Meanwhile, river pollution in Latin America is 10 percent and 25 percent in Africa.

UNEP data shows that at least 3.5 million people die each year due to cholera, typhoid, polio, and diarrhea due to bacterial infections of dirty water. UNEP estimates, currently there are 164 million people in Africa, 134 million in Asia and 25 million in Latin America who are at risk of illness due to poor water or sanitation.

According to UNEP, river pollution is a serious problem that can not be realized to be deadly. UNEP recommends good waste treatment. In addition, clean streams should be completely protected from pollution.

Air Kotor Sebabkan Jutaan Orang Berisiko Terserang Penyakit


United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan lebih dari 300 juta orang di Asia, Afrika dan Amerika Latin berisiko terkena penyakit karena meningkatnya pencemaran air di sungai dan danau.

Menurut laporan UNEP, antara tahun 1990-2010 terjadi peningkatan pencemaran sungai yang menyebabkan perkembangan virus hingga bakteri. Pertumbuhan penduduk, perluasan pertanian, dan peningkatan jumlah limbah yang dibuang ke sungai dan merupakan faktor utama meningkatkan pencemaran air.

"Masalah kualitas air di skala global dan jumlah orang yang terkena dampak dari kualitas air yang buruk jauh lebih parah dari yang kami kira," ujar penulis laporan UNEP, Dietrich Borchardt kepada Thomson Reuters Foundation.

Dalam laporan itu juga diungkapkan, wilayah Asia memiliki pencemaran sungai yang paling besar, yaitu sekitar 50 persen sungai telah tercemar. Sementara itu, pencemaran sungai di Amerika Latin sebanyak 10 persen dan 25 persen di wilayah Afrika.

Data UNEP menunjukkan, setidaknya ada 3,5 juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit kolera, tipus, polio, dan diare karena infeksi bakteri dari air kotor. UNEP memperkirakan, kini ada 164 juta orang di Afrika, 134 juta di Asia and 25 juta di Amerika Latin yang berisiko terserang penyakit karena pencemaran air atau sanitasi yang buruk.

Menurut UNEP, pencemaran sungai merupakan masalah serius yang tanpa disadari dapat mematikan. UNEP merekomendasikan pengolahan limbah yang baik. Selain itu, sungai yang masih bersih harus benar-benar dijaga dari pencemaran.

Thursday, December 28, 2017

Had to drink the dirty water of the Orang Asli roots rise against





DONEdrinking dirty water became one of the main causes of the Orang Asli Gua Musang, Kelantan rising against and resisting timber tauke from continuing logging activities at their residential placement.

The logging activity was previously alleged to have polluted the river being the source of water supply used by indigenous people to bathe, wash even for cooking and drinking.

Logging activities that do not take into account the pollution of the environment result in severe soil erosion, the eroded lands are also entering into rivers brought by land debris and rainwater flow causing the source of water to become very dirty.

One of the activists who entered the settlement had revealed video footage of how indigenous people had to drink dirty water to survive as logging activities had polluted their water sources.

The water they drink, their children, including newly born babies, are so dirty that they do not spill out like scalding water from the puddles after the rain.

If the child and his wife are forced to drink dirty water to survive, do not say the original, I am able to turn the bones against the logs and
anyone who conspires with them.

Terpaksa minum air kotor punca Orang Asli bangkit melawan



TERPAKSA minum air kotor menjadi salah satu punca utama Orang Asli Gua Musang, Kelantan bangkit menentang dan melawan tauke balak daripada meneruskan aktiviti pembalakan di penempatan kediaman mereka.

Aktiviti pembalakan sebelum ini didakwa telah mencemarkan sungai yang menjadi punca bekalan air digunakan oleh orang asli untuk mandi, membasuh malah untuk memasak dan minum.

Aktiviti pembalakan yang tidak mengambil kira pencemaran alam membuatkan berlakunya hakisan tanah yang teruk, tanah-tanah yang terhakis itu pula masuk ke sungai-sungai dibawa oleh runtuhan tanah dan aliran air hujan menyebabkan sumber air menjadi sangat kotor.




Salah seorang aktivis yang masuk ke penempatan orang asli itu telah mendedahkan rakaman video bagaimana orang asli terpaksa minum air kotor untuk meneruskan hidup akibat aktiviti pembalakan telah mencemarkan punca air mereka.





Air yang diminum oleh mereka, anak-anak mereka termasuk bayi yang baru dilahirkan begitu kotor saling tak tumpah seperti air lecak yang dikutip dari lopak-lopak air selepas hujan.

Jika sudah sampai tahap anak dan isteri terpaksa minum air kotor untuk teruskan hidup, jangan kata orang asli, aku sendiri sanggup berputih tulang lawan tauke balak dan sesiapa sahaja yang bersekongkol dengan mereka.


Wednesday, December 27, 2017

How to Filter Dirty Water into Clean Water

Water is a source of human life that can not be replaced by others. Its absolute necessity for everybody, even animals and plants, also needs its existence. Due to its varied usage, from drinking, washing clothes, cooking, bathing, dressing, car wash, and much more. And not just any water we can use.

Its clean and hygienic quality can easily be found. Even the form of packaging starts to exist and becomes the main necessity that is irreplaceable. But in reality, not all regions provide their clean and healthy existence. Some areas do not have clean water sources. They have to go out of town to find a clean one.

This fact makes us touched. Mirical On the other hand, people let it be wasted and use it excessively. Whereas in the other hemisphere there is a need for a drop of water. We need to be self-conscious in utilizing this unparalleled God's favor.

The hardship of getting its clean existence is also often experienced by areas that are often flooded. Because the source has been mixed entirely with it brings a lot of disease.

To anticipate the above, we can change from the cloudy to the crystal clear that we can use for the necessities of life as a second alternative. There are several filtering techniques from the simplest to the toughest, from the cheapest to the most expensive ones. How to filter which you can do easily and inexpensively as follows.

First of all you need to prepare the material first, including 3 containers enough to accommodate the size of buckets, sand, gravel, palm fiber, coconut and coconut shell charcoal. Starting from its original, turquoise, yellowish color and the smell will be instantaneous.

At first, enter the muddy water into the first bucket filled with pebbles and pierce the bottom of the container for a place to flow. Prepare the second container beneath it by inserting ingredients in order from lower rocks, pebbles, charcoal, sand, quails, sand and quilted.

And set up the third container just below the second container as the last shelter for the clean. Water you can use. But the results are not too clear. You can use it as an alternative.

Cara Menyaring Air Kotor Menjadi Air Bersih

Air adalah sumber kehidupan manusia yang tidak bisa digantikan dengan yang lainnya. Kebutuhannya yang sangat mutlak untuk semua orang bahkan hewan dan tumbuhan juga membutuhnyan keberadaannya. Karena kegunaannya yang sangat bervariasi, dari minum, mencuci baju, memasak, mandi, cebok, mencuci mobil, dan masih banyak yang lainnya. Dan tidak sembarang air yang bisa kita gunakan.
Kualitasnya yang bersih dan higienis dapat dengan mudah kita temukan. Bahkan bentuk kemasan mulai eksis dan menjadi kebutuhan utama yang tidak tergantikan. Namun pada kenyataannya, tidak semua daerah menyediakan keberadaannya yang bersih dan menyehatkan. Beberapa daerah tidak memiliki sumber air bersih. Mereka harus keluar kota untuk mencari yang bersih.
Kenyataan ini membuat kita tersentuh. Miris sekali. Di sisi lain, orang-orang membiarkannya terbuang sia-sia dan menggunakannya secara berlebihan. Padahal di belahan bumi lain ada yang membutuhkan air barang setetes pun. Kita perlu sadar diri dalam memanfaatkan nikmat Tuhan yang tiada tara ini.
Kesusahan mendapatkan keberadaannya yang bersih juga sering dialami daerah-daerah yang sering dilanda banjir. Karena sumbernya telah tercampur seluruhnya dengan di dalamnya membawa banyak sekali penyakit.
Untuk mengantisipasi hal-hal di atas, kita dapat mengubah dari yang keruh menjadi jernih yang dapat kita gunakan untuk kebutuhan hidup sebagai alternatif kedua. Ada beberapa teknik penyaringan dari yang termudah hingga yang tersulit, dari yang paling murah sampai paling mahal. Cara menyaring yang dapat Anda lakukan dengan mudah dan murah sebagai berikut.
Pertama-tama Anda perlu menyiapkan bahannya terlebih dahulu, antara lain 3 wadah yang cukup untuk menampung seukuran ember, pasir, batu kerikil, ijuk, ijuk dan arang batok kelapa. Berawal dari warnanya yang semula keruh, berwarna kuning dan bau akan menjadi bersih seketika.
Mula-mula, masukan air keruh ke dalam ember pertama yang telah diisi batu kerikil dan melubangi bagian bawah wadah untuk tempat mengalir. Siapkan wadah kedua di bawahnya dengan memasukkan bahan-bahan dengan urutan dari bawah batu-batu kecil, kerikil, arang, pasir, ijuk, pasir lagi dan ditutup dengan ijuk.
Dan siapkan wadah ketiga tepat dibawah wadah kedua sebagai penampungan terakhir bagi yang bersih. Air sudah bisa Anda gunakan. Namun hasilnya tidak terlalu jernih. Anda bisa menggunakannya sebagai alternatif saja.


Tuesday, December 26, 2017

The clear and dirty water contains both bacteria



Most people know that in dirty water contains a lot of bacteria, viruses and germs that can cause disease. However, not many people know what the bacteria contained in it.

Although most of the earth's surface is filled with water, but not all available water can be consumed by humans. There are various types of water available on earth such as salt water, brackish water, fresh water and some other types.

However, in some places, water will be rare when the drought comes. Such an example is now happening in some areas in West Java. Droughts occur everywhere and force people to use dirty water and even duck baths for daily consumption.

As reported by Water Compassion, according to UNICEF records, more than 4,000 children die because of the bacteria contained in the water it consumes every day. Due to its purity and quality, many companies produce bottled water and are sold to the public at varying prices.

However, not everybody can buy it for consumption every day. Still more people prefer water provided by the earth for their consumption as for example in Rwanda, Ethiopia and many more. On average they know that eating dirty water is not healthy, but it is the situation that forces them to do so.

According to the study, in the water, whether it is clear or dirty, contains a variety of bacteria that will enter into the human body when the water is consumed. Extoxnet.Orst.edu notes that there are some bacteria contained in water, such as Coliform Bacteria, Giardia Lamblia, Cryptosporidium and Helminths.

If inside a clear water contains a lot of bacteria, parasites, viruses and protozoa, of course, the number and variety of varieties will be more in the dirty water.

Bacteria or parasites contained in dirty water include Clostridium botulinum, Campylobacter jejuni, Vibrio cholerae, Escherichia coli, Mycobacterium marinum, Shigella dysenteriae, Legionella pneumophila, Leptospira, Salmonella, Salmonella typhi, Vibrio vulnificus, Vibrio alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus and many others.

Indeed, there are some countries where water in the country can be directly drunk without being cooked first. For example, Japan. The Japanese believe in the purity of the water in the country. Most of them will drink water directly without cooking it first.

However, other studies say that although it can be said to be clean and worthy of drinking, the water still contains many materials that can lead to negative effects on the human body.

All water in Japan is channeled through iron pipes. Logically, these steel pipes are continuously passed through the water so that the material content of the material will be carried away by the flow of water and into the body when taken.

Awareness of that, many Japanese people are beginning to change the behavior of drinking water directly by buying bottled water. Moreover, after the Fukushima nuclear reactor was leaked some time ago, the demand for bottled water increased.

In a paper on Catalystsdr.com states that by consuming dirty water or contaminated water then the dangers of illness such as Dysentery, Cholera and even Hepatitis A, directly or indirectly can undermine human health.
Indeed, many still underestimate the disease, but most do not realize that the disease can also cause death.

Experts point out that, to get a decent water quality then the process of boiling or cooking is first.

Until now various organizations start from the official until the independent body moves to deal with the problem of clean water. One is charity: water founded by Scott Harrison.

If many people care about health especially around the water are worth drinking, what about us. Are we really consuming drinking water worth it?



Air jernih dan kotor sama-sama mengandung bakteri

Mayoritas orang mengetahui bahwa dalam air kotor berisi banyak sekali bakteri, virus dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Namun, tidak banyak orang tahu seperti apa bakteri yang terkandung di dalamnya.

Walaupun sebagian besar permukaan bumi dipenuhi air, namun tidak semua air yang tersedia dapat dikonsumsi oleh manusia. Terdapat berbagai macam jenis air yang tersedia di bumi ini seperti air asin, air payau, air tawar dan beberapa jenis lainnya.

Namun, di beberapa tempat, air akan menjadi langka apabila musim kemarau tiba. Seperti contohnya yang sekarang sedang terjadi di beberapa daerah di Jawa Barat. Kekeringan terjadi di mana-mana dan memaksa masyarakat menggunakan air kotor bahkan air kubangan tempat mandi bebek untuk konsumsi sehari-hari.


Seperti yang dilansir Water Compassion, menurut catatan UNICEF, lebih dari 4,000 anak-anak meninggal dunia karena bakteri yang terkandung di dalam air yang dikonsumsinya setiap hari. Dikarenakan tingkat kemurnian dan kelaiakannya, banyak perusahaan yang memproduksi air kemasan dan dijual ke masyarakat dengan harga beragam.

Namun, tidak semua orang dapat membelinya untuk dikonsumsi setiap hari. Masih banyak orang yang lebih memilih air yang disediakan bumi untuk mereka konsumsi seperti contohnya di Rwanda, Ethiopia dan banyak lagi. Rata-rata mereka mengetahui bahwa mengonsumsi air kotor tersebut tidak sehat, namun keadaanlah yang memaksa mereka untuk melakukannya.

Menurut penelitian, di dalam air, baik itu yang jernih ataupun kotor, terkandung berbagai macam bakteri yang akan masuk ke dalam tubuh manusia ketika air tersebut dikonsumsi. Extoxnet.Orst.edu menuliskan bahwa terdapat beberapa bakteri yang terkandung dalam air, seperti Coliform Bacteria, Giardia Lamblia, Cryptosporidium dan Helminths.

Apabila di dalam sebuah air jernih saja terkandung banyak bakteri, parasit, virus dan protozoa, tentu saja jumlah dan varietasnya yang beragam akan lebih banyak lagi didapat di air kotor.

Bakteri atau parasit yang terkandung di dalam air kotor antara lain Clostridium botulinum, Campylobacter jejuni, Vibrio cholerae, Escherichia coli, Mycobacterium marinum, Shigella dysenteriae, Legionella pneumophila, Leptospira, Salmonella, Salmonella typhi, Vibrio vulnificus, Vibrio alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus dan masih banyak yang lain.

Memang, terdapat beberapa negara yang air di negaranya dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Contohnya saja Jepang. Orang-orang Jepang percaya akan kemurnian air yang ada di negaranya. Mayoritas dari mereka akan meminum air secara langsung tanpa memasaknya terlebih dahulu.

Namun, penelitian lain menyebutkan bahwa walaupun dapat dikatakan bersih dan layak minum, air-air tersebut masih mengandung banyak material yang dapat mengakibatkan hal negatif bagi tubuh manusia.

Semua air di Jepang disalurkan melalui pipa-pipa besi. Secara logika, pipa-pipa besi tersebut apabila secara terus menerus dilewati air maka kandungan material besinya akan ikut terbawa oleh aliran air dan masuk ke dalam tubuh ketika diminum.

Kesadaran akan hal tersebut, banyak juga orang Jepang yang mulai mengubah perilaku meminum air secara langsung dengan cara membeli air kemasan. Apalagi setelah reaktor nuklir Fukushima terjadi kebocoran beberapa waktu lalu, permintaan akan air kemasan semakin meningkat.

Dalam sebuah tulisan di Catalystsdr.com menyebutkan bahwa dengan mengosumsi air kotor atau air yang sudah tercemar maka bahaya penyakit seperti Disentri, Kolera bahkan Hepatitis A, langsung atau tidak langsung dapat menggerogoti kesehatan manusia.
Memang, masih banyak yang meremehkan serangan penyakit-penyakit tersebut, namun sebagian besar tidak sadar bahwa penyakit tersebut dapat juga menyebabkan kematian.

Para ahli menyarakan bahwa, untuk mendapatkan kualitas air yang layak minum maka proses boiling atau dimasak terlebih dahulu.

Sampai saat ini beragam organisasi mulai dari yang resmi sampai badan independen bergerak untuk mengurusi masalah air bersih. Salah satunya adalah charity: water yang didirikan oleh Scott Harrison.

Apabila sudah banyak orang yang peduli akan kesehatan khususnya seputar air layak minum, bagaimana dengan kita. Apakah kita sudah benar-benar mengonsumsi air layak minum?


Monday, December 25, 2017

Jakarta Children Play Dirty Water

Regardless of the health and safety, a number of children happily swim in the stream of Ciliwung River, Jakarta, which is rugged and dirty. Pictures taken on Wednesday afternoon (8/3) in the Manggarai area, South Jakarta. There was another child who was doing a bowel movement and a mother who was washing clothes.

Anak Jakarta Main Air Kotor


Tanpa mempedulikan kesehatan dan keselamatan, sejumlah bocah dengan gembira berenang di aliran Sungai Ciliwung, Jakarta, yang deras dan kotor. Gambar diambil pada Rabu siang (8/3) di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Tampak di sana ada seorang anak lain yang sedang melakukan aktivitas buang air besar dan seorang ibu yang mencuci baju.

Sunday, December 24, 2017

DIRTY WATER

Physically dirty water has its characteristic cloudy, smelly, feeling if drunk. Chemically has a high pH content, and has a high mineral content or poor mineral content. 



Microbiologically contaminated by pathogenic bacteria (E coli bacteria that can cause diarrhea and salmonella which can lead to typhoid)


Air kotor

Air kotor secara fisik memiliki ciri-ciri berwarnanya keruh, berbau, berasa jika diminum. Secara kimia memiliki kadar pH yang tinggi, dan memiliki kandungan mineral yang tinggi atau miskin kandungan mineral. Secara mikrobiologi terkontaminasi oleh bakteri patogen (bakteri E coli yang bisa menyebabkan diare dan salmonela yang bisa mengakibatkan tipus)

Saturday, December 23, 2017

lForced to use dirty water

KUALA LUMPUR The issue of dirty and dirty water problems faced by consumers around the Klang Valley is nothing new.

Although the problem is only confronted by consumers in some areas, it is unacceptable to the eyes of the Selangor Water Supply Company Sdn. Bhd. (Syabas).

This is because consumers still have to pay a fairly high bill even if they do not get quality water supplies as they are responsible.

Based on recent complaints received, Kosmo journalist! has conducted a survey on several residential areas in the Klang Valley to get a real picture.

A resident of Pantai Dalam, Amran Zakir, 31, said the monthly charge bill paid was unprofitable as the water supply in his house was dirty.

He said the stains would accumulate on the bottom of the tank and could cause the pipe to clog.

Every month the water bill needs to be settled but the water supplied is dirty.

He added that sometimes the water supply was not available due to low pressure, he said when met at his home here yesterday.

Terpaksa guna air kotor, berkeladak



KUALA LUMPUR  Isu masalah air kotor dan berkeladak yang dihadapi pengguna di sekitar Lembah Klang bukan perkara baharu.

Walaupun masalah ini hanya dihadapi pengguna di beberapa kawasan, namun ia tidak boleh dipandang sebelah mata oleh Syarikat Bekalan Air Selangor Sdn. Bhd. (Syabas).

Ini kerana pengguna tetap perlu membayar bil yang agak tinggi walaupun mereka tidak mendapat bekalan air berkualiti seperti yang dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan beberapa aduan yang diterima baru-baru ini, wartawan Kosmo! telah melakukan tinjauan di beberapa kawasan perumahan di Lembah Klang bagi mendapatkan gambaran sebenar.

Seorang penduduk di Pantai Dalam, Amran Zakir, 31, berkata, caj bil bulanan yang dibayar tidak setimpal kerana bekalan air di rumahnya kotor.

Katanya, kotoran tersebut akan terkumpul di dasar tangki dan boleh menyebabkan paip tersumbat.

Setiap bulan bil air perlu dilangsaikan tetapi air yang dibekalkan air kotor.

Tambah teruk kadangkala bekalan air tiada kerana tekanan rendah, katanya ketika ditemui di rumahnya di sini semalam.

Friday, December 22, 2017

Life is disturbed due to dirty and rotten water supply

KLUANG, 8 AUGUST: The daily lives of residents in Kluang have been affected by the dirty water supply and stinking from the start of the month.

Tan Hong Ping, state assemblyman (MP), said he was aware of the problem after finding water in his own home was muddy and had a bad smell a few days ago.

He added that although the Johor Water Company (SAJ) managed to solve the problem in his home area, the same problem was still occurring in some other areas.

He said the Facebook page received similar complaints by many Facebook users living there.

"Even until yesterday, I still receive the same complaint. Most affected areas are nearby cities, "he said when contacted by Roketkini.

According to the comments of the residents on his Facebook page, the areas affected by this are Taman Kluang Indah, Taman Bersatu, Taman Emas and Taman Sri Kluang.

Hence, he said, he will meet with SAJ to bring this problem to the finish as soon as possible.

"I have collected the initial information on this problem and will meet SAJ's officers this Sunday to make a report and get more information.

"SAJ is at least to be sure, whether it's safe to use or not, not to mention water is our basic necessity," he said.

Thursday, December 21, 2017

Kehidupan terganggu akibat bekalan air kotor dan busuk

KLUANG, 8 OGOS: Kehidupan seharian penduduk di Kluang kini terjejas akibat bekalan air yang kotor dan mengeluarkan bau busuk sejak awal bulan ini.
Ahli Dewan Undangan Negeri (Adun) Mengkibol Tan Hong Ping berkata, beliau menyedari masalah itu selepas mendapati air di rumahnya sendiri berwarna keruh dan mengeluarkan bau busuk beberapa hari lalu.
Katanya lagi, walaupun Syarikat Air Johor (SAJ) berjaya menyelesaikan masalah di kawasan rumahnya, masalah yang sama masih berlaku di beberapa kawasan lain.
Beliau yang memaklumkan perkara itu di laman Facebooknya menerima aduan yang serupa oleh ramai pengguna Facebook yang tinggal di sana.
“Malah sehingga semalam, saya masih menerima aduan yang sama. Kebanyakan kawasan yang terjejas adalah yang berdekatan bandar,” katanya ketika dihubungi Roketkini.
Menurut komen-komen penduduk di laman Facebooknya, antara kawasan yang mengalami masalah itu adalah Taman Kluang Indah, Taman Bersatu, Taman Emas dan Taman Sri Kluang.
Justeru, katanya lagi, beliau akan berjumpa sendiri dengan SAJ untuk membawa masalah ini agar dapat diselesaikan secepat mungkin.
“Saya telah mengumpulkan maklumat awal berkenaan masalah ini dan akan berjumpa dengan pegawai SAJ Ahad ini bagi membuat laporan dan mendapatkan maklumat lanjut.
“SAJ paling kurang kena pastikan, sama ada ia selamat digunakan atau tidak, apatah lagi air merupakan keperluan asas kita semua,” katanya lagi.

Where can the water be dirty to consumers, Exco said Noh Omar said

PETALING JAYA: Selangor Barisan Nasional (BN) chairman Tan Sri Noh Omar is reminded not to politicize the state's water supply problem because of his actions involving consumer health.

Exco Infrastructure, Public Utilities and Agro-based Industry Minister Zaidy Abdul Talib said the state government was working on resolving water supply issues in four affected Selangor districts.

"Noh Omar is actually ignorant of what's happening. We have to close the plant (Sungai Semenyih Water Treatment) due to pollution, "Zaidy said.

"We do not want to give dirty water to consumers. He (Noh) has tried to manipulate an issue that he is not clear, "he told FMT.

Exco said this in response to Noh's statement alleging that Menteri Besar Datuk Seri Azmin Ali "was busy politicking until he forgot the people's problems".

According to Noh, the Selangor Government failed to care for the cleanliness of Sungai Semenyih which became the source of water supply which was important until pollution.

Yesterday, Energy, Green Technology and Water Minister Datuk Seri Maximus Ongkili said the authorities were still investigating the source of pollution, suspected to be from the nearby industrial sector.

"It needs to understand that the plant area is vast and the recovery process is underway," Zaidy said.

"We have also asked the public to report immediately if they find any suspicious elements that cause the pollution to occur," he added.

Pollution at the Semenyih Water Treatment Plant caused residents in Hulu Langat, Kuala Langat and Sepang to experience water disruption since Friday. Starting yesterday, the water supply is reported to be 96.7% recovered based on the Selangor Water Supply Sdn Bhd (Syabas) status.

Wednesday, December 20, 2017

Mana boleh beri air kotor kepada pengguna, kata Exco jawab Noh Omar


PETALING JAYA: Pengerusi Barisan Nasional (BN) Selangor Tan Sri Noh Omar diingatkan supaya tidak mempolitikkan masalah bekalan air negeri itu kerana tindakan beliau melibatkan kesihatan pengguna.

Exco Infrastruktur, Kemudahan Awam dan Industri Asas Tani Zaidy Abdul Talib berkata kerajaan negeri sedang berusaha menyelesaikan isu bekalan air di empat daerah Selangor yang terjejas.

“Noh Omar sebenarnya jahil apa yang berlaku. Kita terpaksa tutup loji (Rawatan Air Sungai Semenyih) disebabkan berlakunya pencemaran,” kata Zaidy.

“Takkan kita nak beri air kotor kepada pengguna. Dia (Noh) daripada dulu lagi cuba memanipulasi satu isu yang dia tidak jelas,” katanya kepada FMT.


Exco berkata demikian sebagai reaksi kepada kenyataan Noh yang mendakwa Menteri Besar Datuk Seri Azmin Ali “sibuk berpolitik hingga lupa masalah rakyat”.

Menurut Noh, Kerajaan Selangor gagal menjaga kebersihan Sungai Semenyih yang menjadi sumber bekalan air yang penting sehingga berlakunya pencemaran.

Semalam Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air Datuk Seri Maximus Ongkili berkata pihak berkuasa masih menyiasat sumber pencemaran itu, disyaki berpunca daripada sektor perindustrian berhampiran.

“Perlu faham kawasan loji itu amat luas dan proses pemulihan juga sedang dijalankan,” kata Zaidy.

“Kita juga sudah meminta orang ramai untuk laporkan segera jika mendapati ada unsur curiga yang menyebabkan pencemaran itu berlaku,” tambahnya.

Pencemaran di Loji Rawatan Air Semenyih menyebabkan penduduk di Hulu Langat, Kuala Langat dan Sepang mengalami gangguan bekalan air sejak Jumaat. Mulai semalam bekalan air dilaporkan 96.7% pulih berdasarkan status syarikat Bekalan Air Selangor Sdn Bhd (Syabas).


Water borne diseases can be fatal


The worst floods hit Penang and several other countries recently to heart the hearts of all Malaysians as it not only destroys property but also lives up to it.

Almost the whole of Penang was flooded as high as 0.2 meters to one meter, as well as 75 instances of fallen trees and eight landslides were reported.

Floods and uncertain weather conditions that occur in almost every state will result in various types of infectious diseases that are alarming to all parties.

It is not an easy thing to do since floods are among the major causes of various diseases including watery diseases such as diarrhea (acute gastroenteritis), cholera, typhoid, hepatitis A, dysentery and food poisoning due to water supply and contaminated food sources.

Floods mixed with rubbish and debris cause it to be contaminated with various types of harmful bacteria.

Commenting on this issue, Senior Medical Group Penawar Sdn Bhd Senior Dr Zubaidi Ahmad said infants, children, senior citizens and chronic illnesses among the most at risk were infected with infectious diseases due to floods.

According to him, the rise in dirty water that occurs in almost every place in Penang will be the main cause of infectious diseases.

"In the present situation, health care and food sources and clean drinks are very important as the transmission of water borne diseases can be fatal.

"Diarrhea among the major symptoms of most waterborne diseases can be fatal when it happens continuously and causes the patient's body to be deficient," he said.

Dr Zubaidi said that this condition can happen quickly due to the loss of plenty of water, causing a lack of blood supply to the kidneys and can eventually cause kidney damage.

"In this scenario, we need to take the necessary steps in terms of health care. Perhaps there are many who are tedious and undergo regular routine when the floods return and return to their homes but the fact is that many health matters need to be emphasized, "he said.

He said the provision of clean water sources among the most necessary methods was to be undertaken after the floods subsided.

"Assistance given at temporary transplant centers should also be systematized when provision should be appropriate such as medicines, food and drink aid, baby needs, including milk and food appropriate for infants.

"It can help to lessen the burden and sorrow of the victims and at the same time their health is well maintained," he said.

He said the real challenge seen in the present situation is the health care of every victim including after the floods have subsided.

"I propose that inter-governmental co-operation with health-related non-governmental organizations (NGOs) be conducted to assist each victim with adequate knowledge of healthcare measures.

"It is necessary to prevent the occurrence of deaths indirectly from this flood," he said.


WEIGHT FACTORS DO NOT AGREE

Besides the people in the affected states with floods, residents in other states also need to be more aware of the current uncertain weather conditions.

Dr Zubaidi said there was heavy rains in most states since last week and it affects individual health conditions.

"Be sensitive to the health of individuals and individuals around, especially to infants, children, pregnant women and senior citizens.

"In cold weather, a lot of effects can occur that require healthcare measures to be systematically done," he said.

According to Dr Zubaidi, watch as well as child movement and do not let them play outside the home without supervision.

"Keep in mind, before getting caught, consult your doctor immediately if you have a health problem and never neglect yourself.

"In the current scenario, all parties need to play their role to prevent the spread of various diseases due to floods," he said.

He said although floods occur almost every year in various locations, however, exposure and knowledge especially on healthcare measures are still lacking.



STEPS STEPS
- Do not get out of the house during heavy rain if you do not have any important reason.

- Always wear appropriate clothing.

- Have a stock of medicines at home.

- Keep your daily diet. Avoid icy drinks to avoid risk of fever, flu or cough.

- Drink enough water daily.

- Get medical attention immediately if it is not healthy.

- Lots of reading about flood information and health care measures.


Tuesday, December 19, 2017

Penyakit bawaan air boleh bawa maut


Banjir yang disifatkan terburuk melanda Pulau Pinang dan beberapa negeri lain baru-baru ini memilukan hati seluruh rakyat Malaysia kerana ia bukan saja memusnahkan harta benda malah ia turut meragut nyawa.
Hampir keseluruhan Pulau Pinang dilanda banjir setinggi 0.2 meter hingga satu meter, selain 75 kejadian pokok tumbang dan lapan kejadian tanah runtuh dilaporkan berlaku.
Banjir dan keadaan cuaca tidak menentu yang berlaku di hampir setiap negeri kini bakal mengakibatkan berlaku pelbagai jenis penyakit berjangkit yang membimbangkan semua pihak.



Ia bukanlah satu perkara yang boleh diambil mudah kerana banjir antara punca utama pelbagai penyakit termasuk penyakit bawaan air seperti cirit-birit (gastroenteritis akut), kolera, tifoid, hepatitis A, disentri dan keracunan makanan akibat bekalan air serta sumber makanan yang tercemar.
Air banjir yang bercampur dengan sampah-sarap dan najis menyebabkan ia tercemar dengan pelbagai jenis bakteria berbahaya.
Mengulas mengenai isu ini, Doktor Kanan Kumpulan Perubatan Penawar Sdn Bhd Dr Zubaidi Ahmad berkata, bayi, kanak-kanak, warga emas dan penghidap penyakit kronik antara golongan paling berisiko dijangkiti penyakit berjangkit akibat banjir.
Menurutnya, kenaikan air kotor yang berlaku di hampir setiap tempat di Pulau Pinang akan menjadi punca utama berlakunya penyakit berjangkit.
“Dalam keadaan kini, penjagaan kesihatan dan sumber makanan serta minuman yang bersih amat penting memandangkan penularan penyakit bawaan air boleh membawa maut.
“Cirit-birit antara simptom utama kebanyakan penyakit bawaan air yang boleh mengundang maut apabila ia berlaku secara berterusan dan menyebabkan badan pesakit kekurangan air,” katanya.
Dr Zubaidi berkata, keadaan ini boleh berlaku dengan pantas akibat kehilangan banyak air, menyebabkan kurangnya bekalan darah ke buah pinggang dan akhirnya boleh mengakibatkan kerosakan pada buah pinggang.
“Dalam senario ini, kita perlu langkah yang perlu diambil khususnya dari segi penjagaan kesihatan. Mungkin ramai yang memandang remeh dan menjalani rutin biasa apabila banjir surut serta kembali ke rumah masing-masing namun hakikatnya banyak perkara berkaitan kesihatan perlu dititikberatkan,” ujarnya.
Katanya, pemberian sumber air bersih antara kaedah paling perlu dilakukan selepas banjir surut.
“Bantuan yang diberikan di pusat pemindahan sementara juga perlu sistematik apabila pemberian perlulah sesuai seperti bantuan ubat-ubatan, makanan serta minuman yang sihat, keperluan bayi termasuk susu dan makanan sesuai untuk bayi.
“Ia sedikit sebanyak dapat membantu meringankan bebanan dan kesedihan dialami mangsa dan pada masa sama tahap kesihatan mereka juga terjaga,” katanya.
Katanya, cabaran sebenar yang dilihat dalam keadaan kini adalah penjagaan kesihatan setiap mangsa termasuk selepas banjir reda.
“Saya mencadangkan supaya kerjasama antara kerajaan dengan badan bukan kerajaan (NGO) yang berkaitan kesihatan perlu dilakukan bagi membantu setiap mangsa mempunyai pengetahuan yang mencukupi mengenai langkah penjagaan kesihatan.
“Ia diperlukan bagi mengelak berlakunya kes kematian secara tidak langsung kesan daripada banjir ini,” ujarnya.
FAKTOR CUACA TIDAK MENENTU
Selain penduduk di negeri yang terjejas dengan banjir, penduduk di negeri lain juga perlu lebih peka dengan keadaan cuaca kini yang tidak menentu.
Dr Zubaidi berkata, dapat dilihat kini hujan lebat di kebanyakan negeri berlaku sejak minggu lalu dan ia memberi kesan kepada keadaan kesihatan individu.
“Peka dengan keadaan kesihatan diri dan individu di sekeliling terutama kepada bayi, kanak-kanak, wanita hamil dan warga emas.
“Dalam keadaan cuaca sejuk, banyak kesan boleh terjadi yang memerlukan langkah penjagaan kesihatan perlu dilakukan secara sistematik,” katanya.
Menurut Dr Zubaidi, awasi juga pergerakan anak dan jangan biarkan mereka itu bermain di luar rumah tanpa pengawasan.
“Beringat sebelum kena, segera bertemu doktor sekiranya mengalami masalah kesihatan dan jangan sesekali mengabaikan kesihatan diri.
“Dalam senario kini, semua pihak perlu memainkan peranan masing-masing bagi mengelak dijangkiti pelbagai penyakit akibat musibah banjir,” ujarnya.
Katanya, walaupun banjir berlaku hampir setiap tahun di pelbagai lokasi namun pendedahan dan pengetahuan terutama mengenai langkah penjagaan kesihatan masih kurang.
LANGKAH BERJAGA-JAGA
- Tidak keluar daripada rumah ketika hujan lebat sekiranya tidak mempunyai sebab yang penting.
- Sentiasa memakai pakaian yang bersesuaian.
- Mempunyai stok ubat-ubatan di rumah.
- Jaga diet harian anda. Hindarilah minuman berais untuk mengelak risiko demam, selesema atau batuk.
- Minum air kosong secukupnya setiap hari.
- Segera dapatkan rawatan doktor sekiranya tidak sihat.
- Banyakkan membaca mengenai informasi banjir dan langkah penjagaan kesihatan.



Forced to use dirty water sources


KOTA MARUDU Feb. 26 - It is difficult to imagine if you are in a situation where the residents of Popok Laut Village here, especially when it comes to water supply for daily use such as bathing, washing and cooking.

The Kinarom River flowing in the village did not give much hope to the residents, but had to be used as a bath because no other water sources could be used as a place to clean themselves after a day's work.

According to one resident, Sabri Sindong, 23, the river that supplied water to more than 400 residents in the area has so far been no longer clean to use because it is often contaminated with animal carcasses.

What was surprising, the UMNO Youth chief of the Popok Laut branch claimed that the river was also used as a waste disposal site from a pig farm in a nearby village.

"Prior to this, there was a project to install clean water pipes in this village and to ease the population, but at the same time dismissed us all," he said.

Sabri added that the water pipe had not been operating without any reasonable excuse even though all pipe stacks had been planted.

As a result, residents had to buy drinking water in the town of Kota Marudu and some had to walk to the village's grocery store for drinking water.

"There is no other way, for the demands of life and need of clean water, we are trying to get water even further," lamented a housewife living with her nine children, Jailah Olon, 53.

The housewife had to take turns with her children to buy 50 liters of drinking water a day at a nearby grocery store.

For Popok Laut Village Chief, Asmarah Matusin, 63, the water crisis in the village should not have arisen because their elected representatives in the Kota Marudu parliament are Datuk Dr. Maximus Johnity Ongkili who is also the Minister of Energy, Green Technology and Water.

What's more, last year the river was declared by the Kota Marudu Health Department to be used for drinking, washing and bathing because of contamination and high levels of acidity.

Asmarah stressed that their representatives' attention is indispensable for dealing with the water crisis, as well as helping residents who are not capable of installing meters to their homes.

"Only eight out of 78 heads of families have permanent jobs here, so the data show that most of the residents are hardcore poor and need to be given proper assistance.

"We are telling the truth not to discredit leaders, but we are telling our situation because I understand there are those outside this village who need defense, but the priority is to be put here," said Asmarah.

The fate of the 416 villagers from the Bajau and Muslim tribes was published by the newspaper in December 2012, but has not received the proper attention from the parties.


Terpaksa guna sumber air kotor

KOTA MARUDU 26 Feb. - Sukar membayangkan jika anda berada dalam situasi yang dialami oleh penduduk Kampung Popok Laut di sini, terutamanya apabila membabitkan bekalan air untuk kegunaan harian seperti mandi, membasuh dan memasak.
Sungai Kinarom yang mengalir di kampung itu tidak memberi banyak harapan kepada penduduk, namun terpaksa dijadikan tempat mandi kerana tiada sumber air lain yang boleh dijadikan sebagai tempat membersihkan diri setelah seharian bekerja.
Menurut seorang penduduk, Sabri Sindong, 23, sungai itu yang membekalkan air kepada lebih 400 penduduk di kawasan itu selama ini tidak lagi bersih untuk digunakan kerana sering dicemari dengan bangkai haiwan.
Malah apa yang mengejutkan, Ketua Pemuda UMNO cawangan Popok Laut itu mendakwa bahawa sungai itu juga dijadikan tempat pembuangan sisa kotoran dari kandang babi yang diusahakan di sebuah kampung berhampiran.
"Sebelum ini memang ada projek memasang paip bekalan air bersih di kampung ini dan amat melegakan penduduk, tetapi dalam masa yang sama menghampakan kami semua," ujarnya.
Tambah Sabri, yang mendukacitakan dalam perkara tersebut adalah paip air berkenaan belum beroperasi tanpa sebarang alasan yang munasabah meskipun semua batang paip telah ditanam.
Ekoran daripada itu, penduduk terpaksa membeli air minuman di pekan Kota Marudu dan sebahagian lagi terpaksa berjalan kaki ke kedai runcit kampung semata-mata untuk mendapatkan air minuman.
"Tiada jalan lain, atas tuntutan kehidupan dan memerlukan bekalan air bersih, kami sedaya upaya mendapatkan air meskipun jauh," keluh seorang suri rumah yang tinggal bersama sembilan anaknya, Jailah Olon, 53.
Suri rumah tersebut terpaksa bergilir-gilir dengan anak-anaknya untuk membeli air minuman dengan kapasiti 50 liter sehari di kedai runcit berhampiran.
Bagi Ketua Kampung Popok Laut, Asmarah Matusin, 63, krisis air di kampung berkenaan tidak sepatutnya timbul kerana wakil rakyat mereka di Parlimen Kota Marudu ialah Datuk Dr. Maximus Johnity Ongkili yang juga merupakan Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air.
Apatah lagi katanya, tahun lalu sungai berkenaan telah diisytiharkan oleh Jabatan Kesihatan Kota Marudu sebagai tidak boleh digunakan untuk diminum, mencuci pakaian dan mandi kerana tercemar dan mempunyai tahap keasidan yang tinggi.
Asmarah menegaskan bahawa perhatian wakil rakyat mereka amat diperlukan untuk menangani krisis air, di samping membantu penduduk yang tidak berkemampuan untuk memasang meter ke rumah masing-masing.
"Hanya lapan orang daripada 78 orang ketua keluarga yang mempunyai pekerjaan tetap di sini, justeru data berkenaan menunjukkan bahawa kebanyakan daripada penduduk adalah miskin tegar dan perlu diberi bantuan yang sewajarnya.
"Kita ceritakan perkara sebenar bukan untuk memburukkan pemimpin, tapi kita beritahu keadaan kita kerana saya faham terdapat juga mereka di luar kampung ini yang memerlukan pembelaan. Namun keutamaan rasanya harus didahulukan di sini," kata Asmarah.
Nasib 416 penduduk kampung daripada suku kaum Bajau dan beragama Islam ini pernah disiarkan oleh akhbar ini pada bulan Disember 2012, namun sehingga kini belum mendapat perhatian yang sewajarnya daripada pihak berkenaan.